Pendapatan Operasional Bank Mega Meningkat, Saham MEGA Sepi Peminat
PT. Bank Mega Tbk.(MEGA) berhasil
meningkatkan keuntungan pada triwulan pertama tahun 2014. Pendapatan
bunga Bank Mega meningkat dari Rp 1,2 triliun pada triwulan pertama 2013
menjadi Rp 1,48 triliun pada triwulan pertama tahun 2014. Hal ini
disebabkan karena meningkatnya rasio penyaluran dana kepada nasabah (loan to deposit ratio) yang meningkat dari 61% pada triwulan pertama 2013 menjadi 68% pada triwulan pertama 2014.
Pada pos pendapatan lain, termasuk
pendapatan jasa dan dividen terjadi peningkatan dari Rp 230,55 miliar
pada triwulan pertama 2013 menjadi Rp 315,28 miliar pada triwulan
pertama tahun 2014. Meskipun terjadi kenaikan pendapatan operasional,
tingkat efisiensi Bank Mega menurun, hal ini terlihat dari peningkatan
rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Bank Mega
yang mengalami peningkatan dari 83% menjadi 85%.
Secara keseluruhan, kinerja operasional
Bank Mega cukup bagus. Bank Mega berhasil mencatatkan laba bersih
sebesar Rp 286,03 miliar atau Rp41 per lembar saham pada triwulan
pertama 2014 dan tumbuh 46,17% dari triwulan pertama 2013 yang
mencatatkan laba bersih sebesar Rp 195,68 miliar atau Rp 28 per lembar
saham.
Dengan kinerja yang cukup solid dari
Bank Mega, kinerja Bank Mega dapat dikatakan lebih baik dengan bank-bank
yang memiliki ukuran yang relatif sama. Dari sisi ROA, Bank Mega
memiliki ROA sebesar 0,5% pada triwulan pertama 2014, lebih tinggi
dibandingkan ROA Bank Bukopin sebesar 0,3%, Bank OCBC-NISP yang sebesar
0,4% dan BII yang sebesar 0,1%.
Selain ROA, profitabilitas Bank Mega
juga masih lebih tinggi dibandingkan bank-bank tersebut di atas, EPS
Bank Mega pada triwulan pertama 2014 mencapai 41,5 per lembar saham
dibandingkan Bank Bukopin yang sebesar 27,3 per lembar saham, OCBC-NISP
yang sebesar 29,9 per lembar saham dan BII yang sebesar 5,6 per lembar
saham.
Jika dilihat dari kinerja saham di
lantai bursa hari Senin(9/6), sampai dengan sesi II saham MEGA belum ada
perdagangan dengan indeks terakhir berada di level 1990.
Dimas Satria/ Analyst Economy Research at Vibiz Research/VM/VBN
Editor: Jul Allens
Tidak ada komentar:
Posting Komentar