Untuk melaksanakan tugasnya sebagai regulator dan otoritas pengawas industri jasa keuangan di negeri ini, OJK melakukan upaya untuk menciptakan sistem keuangan yang tumbuh secara sehat, sustainable dan stabil dengan membangun komunikasi dan koordinasi yang efektif dengan berbagai lembaga dalam dan luar negeri.
Dari dalam negeri OJK bekerjasama dengan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI), Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT), Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dan juga dalam rangka perlindungan konsumen bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi.
Untuk kerjasama dengan luar negeri, OJK juga telah terdaftar sebagai anggota Working Group on Banking Supervision (WG/BS) pada Executive Meeting of East Asia Pasific Central Banks (EMEAP) yang berada pada ditingkat multilateral, yang telah beranggotakan 11 bank sentral dan otoritas pengawas bank (Non Central Bank Supervision/NCBS) se Asia Pasifik.
Selain itu juga bulan Januari 2014 OJK resmi tergabung dalam penandatangan signatories A pada Multilateral Memorandum of Understanding on Concerning Consultation and Cooperation and the Exchange of Information (MMoU) IOSCO. Pada tingkat regional, OJK juga berperan aktif dalam kelanjutan inisiatif ASEAN Capital Market Forum (ACMF).
Sedangkan untuk pengembangan lembaga keuangan mikro, OJK bekerjasama dengan Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) dan Deutsche Gesellscaft fur Internasionale Zusammenarbeit (GIZ).
Guna meningkatkan fungsinya dalam pengaturan dan pengawasan terhadap perbankan, pasar modal dan industri keuangan non-bank, serta melakukan edukasi dan perlindungan konsumen, awal Januari lalu OJK juga telah membuka 35 kantor yang terdiri dari 6 kantor Regional dan 29 kantor OJK (KOJK) diseluruh kantor-kantor Bank Indonesia yang tersebar di daerah-daerah.
Rully/Journalist/VM/VBN
Editor: Jul Allens
Sumber: www.vibiznews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar