Pages

Selasa, 24 Februari 2015

Market Outlook 23-27 Februari 2015


Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau menguat mencetak rekornya terdongkrak oleh kebijakan penurunan BI Rate, berkuranganya defisit tarnsaksi berjalan dan penguatan bursa saham global, sehingga secara mingguan bursa ditutup menguat ke level  5.400,10, mencetak rekor tertinggi barunya.

Untuk minggu berikutnya ini (23-27 Februari 2015) kemungkinan pasar akan diuji dengan profit taking namun tetap berpeluang untuk kemudian melanjutkan rally-nya. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 5480 dan 5500, sedangkan support di level 5320 dan kemudian 5255.

Mata uang rupiah seminggu lalu terpantau agak menguat di tengah positifnya sentiment pasar uang dan pasar modal walau masih lemah oleh keperkasaan dollar secara global, di mana secara mingguan berada di level 12.803. Kurs USDIDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 12.857 dan 12.894, sementara support di level 12.720 dan 12.500.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
• Dari kawasan Amerika: berupa rilis data CB Consumer Confidence pada Selasa malam; dilanjutkan dengan rilis New Home Sales pada Rabu malam; berikutnya rilis inflasi Core CPI m/m serta data tenaga kerja Unemployment Claims pada Kamis malam; diakhiri dengan rilis Prelim GDP q/q pada Jumat malam.
• Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data German Ifo Business Climate pada Senin sore; selanjutnya pada data Second Estimate GDP q/q Inggris pada Kamis sore.
• Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data HSBC Flash Manufacturing PMI China pada Rabu pagi.



Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar agak terkoreksi dengan gejolak keuangan di Eropa yang sedikit mereda, di mana secara mingguan index dollar AS terlihat terkoreksi tipis ke level 94.290. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau cukup stabil di seputar posisi level 1.1380. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.1100 dan 1.0780 sementara resistance pada 1.1872 dan kemudian 1.2222.

Poundsterling minggu lalu terlihat juga melemah terbatas ke level 1.5388 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.4950 dan 1.4810, sedangkan resistance pada 1.5625 dan kemudian 1.5945. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat tipis ke level 119.08. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 121.70 dan 124.08, serta support pada 115.45 serta level 113.75. Sementara itu, Aussie dollar terpantau naik tipis ke level 0.7845. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.7625 dan 0.7595, sementara resistance level di 0.8300 dan 0.8545.

Stock Index Futures
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat oleh data ekonomi Amerika yang membaik, sampai Nikkei menyentuh level 15 tahun tertingginya. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau menanjak ke level 18332. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 18400 dan 18500, sementara support pada level 17900 dan lalu 17250. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir naik ke level 24818. Minggu ini akan berada antara level resistance di 25050 dan 25365, sementara support di 24225 dan 23100.


Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau mencetak rekor tertinggi dengan meredanya krisis di zona Eropa sehubungan hutang Yunani serta data ekonomi Amerika yang membaik. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat 0.7% ke level 18,140.44, mencapai rekor baru, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 18200 dan 18300, sementara support di level 17605 dan 17065. Index S&P 500 minggu lalu menguat juga 0.6% ke level 2,110.30, merupakan rekor tertinggi baru, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2120 dan 2150, sementara support pada level 2035 dan 1986.

Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau terkoreksi oleh kenaikan di bursa saham, di mana harga emas dunia akhirnya  melemah ke level $1202.05 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1245 dan berikut $1307, serta support pada $1170 dan $1130. Di Indonesia, harga emas terpantau merunduk ke level Rp494,700.

Berita dari Eropa dan Amerika kerap kali memengaruhi pasang surutnya pasar investasi. Satu saat sepertinya memberi harapan, pada kesempatan lain memutuskan ekspektasinya. Sangat tidak menentu. Kita tidak menyalahkan pasar atas hal tersebut. Pasar tidak pernah salah. Kita, sebagai investor, yang harus mengerti siapa pasar, apa perilakunya, serta bagaimana penyebabnya. Vibiznews.com dapat menjadi pendukung bagi Anda untuk memahami pasar investasi lebih baik. Bagi Anda kami selalu hadir mendampingi. Saat ini, kami sampaikan terimakasih kepada para members yang telah bersama terus dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!


By Alfred Pakasi ,CEO Vibiz Counsulting
Vibiz Consulting Group


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar