Pada perdagangan hari Selasa pagi mata uang rupiah terpantau bergerak dengan sedikit melemah terhadap dollar AS (11/8). Rupiah sempat mengalami peningkatan yang mantap di awal perdagangan pagi ini akan tetapi sentimen negatif yang berkembang membawa rupiah melemah.
Hari ini indeks dollar mengalami kenaikan yang cukup signifikan setelah pada perdagangan sebelumnya mengalami pelemahan tajam. Indeks dollar kemarin sempat mencapai posisi paling rendah sejak tanggal 3 Agustus lalu. Hari ini indeks dollar mengalami peningkatan ke posisi 97.450.
Kenaikan nilai tukar dollar tersebut membuat rupiah kembali terpuruk. Hari ini rupiah berpotensi untuk mengalami penurunan hingga kembali mencapai posisi terendah sejak krisis moneter pada tahun 1998 lalu.
Nilai tukar rupiah masih tertekan karena adanya komitmen bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga acuannya tahun ini. Presiden Fed Atlanta Dennis Lockhart mengatakan dukungannya agar bank sentral AS menaikkan suku bunga acuan mulai bulan September mendatang.
Hari ini rupiah dibuka pada posisi 13.520,00 per dollar AS. Mata uang lokal tersebut mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibandingkan posisi penutupan perdagangan Senin sore yang ada di level 13.550,50 per dollar.
Saat ini rupiah terpantau cenderung turun dibandingkan dengan level pembukaan dan sudah mencapai teritori negatif. Mata uang lokal saat ini berada di posisi 13.576,50 per dollar AS, melemah sebesar 26,00 poin atau setara dengan 0,19 persen dari posisi penutupan perdagangan kemarin.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan hari ini berpotensi untuk bertahan dalam sentiment negatif. Potensi kenaikan suku bunga acuan AS di bulan September telah menimbulkan dukungan kenaikan terhadap dollar yang sulit diimbangi oleh rupiah.
Mata uang rupiah hari ini berpotensi kembali mengetes level support pada posisi 13.600 dan 13.630 per dollar AS. Sedangkan level resistance harian yang akan dites ada pada 13.550 dan 13.500 per dollar.
Ika Akbarwati/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens
Editor: Jul Allens
Tidak ada komentar:
Posting Komentar