Siang ini (11/8), bank sentral Tiongkok (PBOC) kembali merilis bahwa jumlah penyaluran dana perbankan di negaranya untuk fasilitas kredit periode Juli 2015 lalu berhasil meningkat ke level tertingginya dalam kurun 5 (lima) bulan terakhir. Meningkatnya jumlah penyaluran kredit ini terjadi paska pemerintah pusat Tiongkok mengambil langkah cepat untuk meningkatkan keuangan provinsi dan paska bank sentralnya terus menstimulus perekonomian melalui kebijakan moneter longgar.
Dalam rilis PBOC siang ini tercatat bahwa jumlah kredit yang disalurkan ke konsumen pada Juli lalu tercatat meningkat dan dilaporkan berakhir sebesar 1,480 triliun yuan. Melonjaknya jumlah dana kredit yang disalurkan ini terjadi karena otoritas lokal di Tiongkok telah mendapatkan pembiayaan untuk pendanaan dan masih diberlakukannya suku bunga rendah telah memicu lonjakan permintaan kredit. Melihat lonjakan penyaluran kredit ini beberapa ekonom menilai perekonomian Tiongkok akan cukup terbantu oleh realisasi investasi terutama di bidang infrastruktur hingga akhir tahun 2015 ini. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Realisasi persentase peningkatan terhadap jumlah kredit yang disalurkan ke sektor rumah tangga pada Juli lalu berhasil melampaui perkiraan ekonom yang sebelumnya justru memprediksi penurunan pinjaman dengan berakhir sebesar 750 miliar yen. Sementara itu jumlah uang M2 yang beredar di Tiongkok pada Juli lalu tercatat naik sebesar 13,3 persen (yoy) menjadi sebesar CNY 135,320,000,000,000. Laju pertumbuhan M2 pada Juli ini juga berhasil melampaui perkiraan yang sebelumnya diperkirakan hanya akan mencatat pertumbuhan sebesar 11,7 persen.
Pada sat yang bersamaan, hari ini PBOC juga mengumumkan bahwa untuk menopang perekonomian negaranya agar tidak semakin memburuk pada kuartal selanjutnya, PBOC mengambil kebijakan devaluasi yuan agar sektor perdagangannya menjadi lebih kompetitif pada pasar global. Sebelum kebijakan ini diambil oleh PBOC, sejak November 2014 lalu hingga saat ini PBOC juga telah memangkas suku bunga acuannya sebanyak 4x, ke rekor terendah untuk menopang kinerja ekonomi negaranya yang kian melemah. Pemerintah juga telah melonggarkan aturan rasio loan to deposit untuk seluruh perbankan di Tiongkok. Pelonggaran kebijakan moneter ini dilakukan dengan mempertimbangkan fakta bahwa hingga saat ini penyaluran biaya pendanaan untuk perusahaan-perusahaan Tiongkok telah menurun signifikan.
Stephanie Rebecca/VM/VBN/ Analyst at Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang
Editor: Asido Situmorang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar