Pages

Jumat, 14 Agustus 2015

Tekanan Jual Kembali Hampiri Rupiah Jumat Pagi

Pada perdagangan hari Jumat pagi ini mata uang rupiah terpantau mengalami tekanan jual terbatas terhadap dollar AS (14/8). Rupiah turun setelah pada perdagangan kemarin sempat mengalami peningkatan yang lumayan. Sentiment negatif yang sangat kuat masih terjadi di pasar valas dalam negeri sehingga sulit bagi mata uang lokal untuk menemukan pijakan yang cukup kuat untuk melanjutkan kenaikan.
Pada perdagangan hari ini rupiah kembali bergeser ke teritori negatif disebabkan oleh membaiknya data ekonomi Amerika Serikat yang dirilis malam tadi. Penjualan eceran di bulan Juli lalu ternyata lebih baik dari perkiraan. Kondisi ini menegaskan bahwa ekonomi Negeri Paman Sam akan mampu menahan dampak kenaikan suku bunga acuan.
Penjualan eceran mengalami pertumbuhan sebesar 0,6 persen di bulan Juli dibandingkan dengan bulan Juni sebelumnya. Pertumbuhan penjualan eceran tersebut sudah sesuai dengan estimasi dan lebih baik dibandingkan kondisi stagnan dari periode Mei – Juni lalu.
Hari ini rupiah dibuka pada posisi 13.766,30 per dollar AS. Mata uang lokal tersebut mengalami kenaikan tipis, nyaris stagnan dibandingkan posisi penutupan perdagangan Kamis sore kemarin yang ada di level 13.767,50 per dollar.
Saat ini rupiah terpantau bergerak ke teritori negatif. Mata uang lokal saat ini sudah berada di posisi 13.786,90 per dollar AS, melemah sebesar 19,40 poin atau setara dengan 0,14 persen.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan hari ini berpotensi untuk mengalami pergerakan di teritori negatif. Mata uang ini berpotensi untuk kembali menyentuh posisi terendah sejak tahun 1998 yang terjadi pada perdagangan Rabu pekan ini.
Mata uang rupiah hari ini berpotensi mengetes level support pada posisi 13.900 dan 13.950 per dollar AS pada perdagangan hari ini. Sedangkan level resistance harian yang akan dites ada pada 13.750 dan 13.700 per dollar.

Ika Akbarwati/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens

Tidak ada komentar:

Posting Komentar