(Managedaily - Business Today) Kebutuhan aluminium untuk industri di dalam negeri yang mencapai 600.000 hingga 800.000 ton per tahun tidak mampu dipenuhi oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang hanya mampu memproduksi 260.000 ton per tahun.
"Dari produksi 260.000 ton aluminium ingot per tahun yang diproduksi Inalum, hanya 40 persen yang dijual ke pasar dalam negeri. Aluminium ingot adalah produk turunan dari aluminium berbentuk batangan," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Kerja sama Industri Internasional Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Agus Tjahajana, di Jakarta, Selasa.
Sesuai dengan "master agreement" antara pemerintah Indonesia dengan konsorsium Jepang, menurut Agus, 60 persen dari produksi Inalum diekspor ke sana.
"Indonesia masih kekurangan pasokan aluminium sehingga masih bergantung pada impor," ujarnya.
Menjelang berakhirnya kerja sama dengan konsorsium Jepang pada Oktober tahun depan, kepemilikan 100 persen saham Inalum oleh pemerintah menjadi sangat krusial.
"Dengan menguasai Inalum secara penuh, pemerintah bisa memutuskan strategi bisnis perusahaan di Sumatera Utara tersebut, termasuk untuk memprioritaskan kebutuhan aluminium ke pasar dalam negeri. Kepemilikan penuh Inalum membuat pemerintah bisa menentukan strategi ekspansi perusahaan," paparnya.
Agus menambahkan, kapasitas produksi Inalum saat ini memang belum mencukupi kebutuhan aluminium ingot di dalam negeri.
"Saat ini Inalum telah memasok 80 perusahaan lokal di Jawa. Salah satu rencana ekspansi Inalum untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri dengan menambah kapasitas produksi menjadi 410.000 ton per tahun dan membutuhkan dana 1,5 miliar dolar AS," katanya.
(ag/AG/md-ant)
www.managedaily.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar