(Vibiznews-Property), Rencana proyek Mass Rapid Transit Jakarta (MRT Jakarta) tahap I akan membentang 23,8 Km dari Lebak Bulus-Kampung Bandan, Jakarta. Sepanjang 14,1 Km dari itu akan berada di jalur terowongan bawah tanah di kedalaman 20 meter.
"Kalau terowongan bawah tanah itu kedalamannya berkisar antara 14-20 meter dari permukaan tanah," kata Kepala Biro Humas PT Mass Rapid Transit Jakarta Manpala Rega Chandra Gupta Sitorus, Jumat (24/08/2012)
Gupta menjelaskan pengerukan terowongan akan berada di bawah jalan dari Bundaran senayan hingga Kampung Bandan kawasan Kota. Sehigga tidak akan melewati beton-beton atau pondasi bangunan yang dilewati proyek MRT termasuk kawasan sudirman yang padat 'lautan beton' pencakar langit.
"Nah, untuk ngebor terowongannya kita pakai mesin namanya Tunnel Boring machine. Mesin itu dimasukin ke dalam tanah, tanah dicoak, masukin mesin, tanah ditutup, mesin ngebor di bawah tanah. Ini buat terowongannya. Nah, kalau stasiun bawah tanahnya beda lagi, stasiun itu bentuknya sudah jadi (box): tanahnya dicoak, masukin stasiunnya. Mesin ngebor sambil ngecor," jelas Gupta.
Gupta memastikan pihak kontraktor yang akan mengerjakan proyek terowongan MRT adalah yang sangat berpengalaman. Menurutnya saat ini kontraktor-kontraktor yang lolos prakualifikasi dan ikut tender adalah kontraktor-kontraktor internasional yang sudah memiliki pengalaman membangun terowongan atau MRT di berbagai kota di dunia.
"Kita ini menggunakan pinjaman Jepang (JICA) dengan bunga sangat rendah, hanya 0,2 - 0,4%, namun ada beberapa ketentuan, antara lain, kontraktor utama adalah kontraktor Jepang, namun sub kontrak boleh dari lokal," katanya.
Menurutnya dengan pola seperti itu menjadi kesempatan buat kontraktor dalam negeri untuk belajar. Pihak kontraktor Jepang sudah punya pengalaman membangun MRT / subway.
Sesuai dengan rencana, tahap konstruksi proyek ini dimulai paling cepat akhir 2012 atau awal 2013. Setelah proses persiapan pembangunan rampung, seperti pelebaran jalan Fatmawati, pemindahan utulitas, pemindahan terminal Lebak Bulus, pemindahan stadion Lebak Bulus dan lain-lain.
MRT Jakarta yang berbasis rel rencananya akan membentang kurang lebih ± 110,8 Km, meliputi dua koridor utama, yaitu:
Koridor Utara-Selatan
Koridor ini terdiri dari Koridor Selatan-Utara (Koridor Lebak Bulus-Kampung Bandan) sepanjang kurang lebih ± 23, 8 km dan Koridor Timur–Barat sepanjang kurang lebih ± 87 km. Koridor Lebak Bulus-Kampung Bandan dilakukan dalam 2 tahap:
Tahap I yang akan dibangun terlebih dahulu menghubungkan Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI sepanjang 15,7 km dengan 13 stasiun (7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah) ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2016.
MRT tahap I Lebak Bulus-Bundaran HI, koridor utara-selatan, jalur MRT terdiri dari 13 stasiun MRT. Yaitu sebanyak 7 stasiun sepanjang 7 Km berada di atas (elevated/layang) yaitu stasiun Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete, Haji Nawi, Blok A, Blok M dan Sisingamangaraja.
Sementara itu 6 stasiun sepanjang 6 Km berada di bawah tanah yaitu Bundaran Senayan, Istora, Benhil, Setiabudi, Dukuh Atas, Bundaran HI.
Untuk tahap II masih koridor utara-selatan, rencananya stasiun-stasiunnya semuanya di bawah tanah antara lain Kebon Sirih, Monas, Harmoni, Glodok, Kota dan Kampung Bandan.
MRT Tahap II utara-selatan dari Bundaran HI ke Kampung Bandan sepanjang 8,1 Km yang akan mulai dibangun sebelum tahap I beroperasi dan ditargetkan beroperasi 2018 dipercepat dari 2020.
Koridor Timur-Barat
Koridor ini masih dalam tahap studi kelayakan. Koridor ini ditargetkan paling lambat beroperasi pada 2024-2027
Total nilai proyek adalah sekitar 144 Miliar Yen dengan besar pinjaman sekitar 120 Miliar Yen dan selebihnya dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta (APBD) DKI Jakarta.
Biaya proyek akan ditanggung bersama antara Pemerintah Pusat (42%) dan Pemerintah Daerah (58%). Dana kemudian akan disalurkan kepada PT MRT Jakarta melalui DKI Jakarta sebagai pelaksana dan operator proyek.
(nr/RM/VBN,dtc)
www.vibiznews.com
"Kalau terowongan bawah tanah itu kedalamannya berkisar antara 14-20 meter dari permukaan tanah," kata Kepala Biro Humas PT Mass Rapid Transit Jakarta Manpala Rega Chandra Gupta Sitorus, Jumat (24/08/2012)
Gupta menjelaskan pengerukan terowongan akan berada di bawah jalan dari Bundaran senayan hingga Kampung Bandan kawasan Kota. Sehigga tidak akan melewati beton-beton atau pondasi bangunan yang dilewati proyek MRT termasuk kawasan sudirman yang padat 'lautan beton' pencakar langit.
"Nah, untuk ngebor terowongannya kita pakai mesin namanya Tunnel Boring machine. Mesin itu dimasukin ke dalam tanah, tanah dicoak, masukin mesin, tanah ditutup, mesin ngebor di bawah tanah. Ini buat terowongannya. Nah, kalau stasiun bawah tanahnya beda lagi, stasiun itu bentuknya sudah jadi (box): tanahnya dicoak, masukin stasiunnya. Mesin ngebor sambil ngecor," jelas Gupta.
Gupta memastikan pihak kontraktor yang akan mengerjakan proyek terowongan MRT adalah yang sangat berpengalaman. Menurutnya saat ini kontraktor-kontraktor yang lolos prakualifikasi dan ikut tender adalah kontraktor-kontraktor internasional yang sudah memiliki pengalaman membangun terowongan atau MRT di berbagai kota di dunia.
"Kita ini menggunakan pinjaman Jepang (JICA) dengan bunga sangat rendah, hanya 0,2 - 0,4%, namun ada beberapa ketentuan, antara lain, kontraktor utama adalah kontraktor Jepang, namun sub kontrak boleh dari lokal," katanya.
Menurutnya dengan pola seperti itu menjadi kesempatan buat kontraktor dalam negeri untuk belajar. Pihak kontraktor Jepang sudah punya pengalaman membangun MRT / subway.
Sesuai dengan rencana, tahap konstruksi proyek ini dimulai paling cepat akhir 2012 atau awal 2013. Setelah proses persiapan pembangunan rampung, seperti pelebaran jalan Fatmawati, pemindahan utulitas, pemindahan terminal Lebak Bulus, pemindahan stadion Lebak Bulus dan lain-lain.
MRT Jakarta yang berbasis rel rencananya akan membentang kurang lebih ± 110,8 Km, meliputi dua koridor utama, yaitu:
Koridor Utara-Selatan
Koridor ini terdiri dari Koridor Selatan-Utara (Koridor Lebak Bulus-Kampung Bandan) sepanjang kurang lebih ± 23, 8 km dan Koridor Timur–Barat sepanjang kurang lebih ± 87 km. Koridor Lebak Bulus-Kampung Bandan dilakukan dalam 2 tahap:
Tahap I yang akan dibangun terlebih dahulu menghubungkan Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI sepanjang 15,7 km dengan 13 stasiun (7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah) ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2016.
MRT tahap I Lebak Bulus-Bundaran HI, koridor utara-selatan, jalur MRT terdiri dari 13 stasiun MRT. Yaitu sebanyak 7 stasiun sepanjang 7 Km berada di atas (elevated/layang) yaitu stasiun Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete, Haji Nawi, Blok A, Blok M dan Sisingamangaraja.
Sementara itu 6 stasiun sepanjang 6 Km berada di bawah tanah yaitu Bundaran Senayan, Istora, Benhil, Setiabudi, Dukuh Atas, Bundaran HI.
Untuk tahap II masih koridor utara-selatan, rencananya stasiun-stasiunnya semuanya di bawah tanah antara lain Kebon Sirih, Monas, Harmoni, Glodok, Kota dan Kampung Bandan.
MRT Tahap II utara-selatan dari Bundaran HI ke Kampung Bandan sepanjang 8,1 Km yang akan mulai dibangun sebelum tahap I beroperasi dan ditargetkan beroperasi 2018 dipercepat dari 2020.
Koridor Timur-Barat
Koridor ini masih dalam tahap studi kelayakan. Koridor ini ditargetkan paling lambat beroperasi pada 2024-2027
Total nilai proyek adalah sekitar 144 Miliar Yen dengan besar pinjaman sekitar 120 Miliar Yen dan selebihnya dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta (APBD) DKI Jakarta.
Biaya proyek akan ditanggung bersama antara Pemerintah Pusat (42%) dan Pemerintah Daerah (58%). Dana kemudian akan disalurkan kepada PT MRT Jakarta melalui DKI Jakarta sebagai pelaksana dan operator proyek.
(nr/RM/VBN,dtc)
www.vibiznews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar