Pada penutupan perdagangan Senin sore nilai tukar rupiah terhadap dollar AS mengalami pelemahan terbatas (23/2). Rupiah melanjutkan penurunan mingguan yang terjadi pekan lalu. Sentiment yang berkembang terhadap mata uang lokal masih negatif akibat pemangkasan suku bunga Bank Indonesia.
Dampak dari pemangkasan suku bunga pada pertemuan pertengahan Februari lalu adalah keluarnya investasi jangka pendek dari dalam negeri. Meskipun arus keluar modal diprediksi tidak akan terlalu besar dan akan menyesuaikan dengan kondisi ekonomi makro yang masih cukup kuat tetapi reaksi jangka pendek di pasar tidak bisa dihindari.
Kondisi dollar AS yang masih cukup kuat juga menghalangi rupiah untuk bergerak naik dengan tajam. Dollar AS masih cukup kuat terhadap rival-rival utamanya setelah Fed menyatakan akan mempertahankan suku bunga rendah untuk jangka waktu tak terbatas. Dengan kebijakan tersebut diharapkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat akan makin mantap.
Mata uang lokal hari ini berakhir pada posisi 12.836,00 per dollar AS. Rupiah mengalami penurunan sedikit saja sebesar 11,20 poin atau setara dengan 0,09 persen dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan sebelumnya yaitu di level 12.824,80 per dollar.
Hari ini rupiah sempat mencapai level harian tertinggi di posisi 12.807,50 per dollar AS. Sementara itu level harian terendah yang sempat dicapai adalah pada posisi 12.858,80 per dollar.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan selanjutnya masih terintimidasi oleh sentiment negatif. Saat ini rupiah mencoba untuk memanfaatkan sentiment positif mengenai tercapainya kesepakatan antara Yunani dengan para krediturnya untuk mencari pijakan menguat.
Mata uang rupiah untuk perdagangan selanjutnya berpotensi mengetes level resistance pada posisi 12.750 dan 12.700 per dollar. Sedangkan level support harian yang akan dites ada pada 12.900 dan 12.950 per dollar.
Ika Akbarwati/VMN/VBN /Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens
Dampak dari pemangkasan suku bunga pada pertemuan pertengahan Februari lalu adalah keluarnya investasi jangka pendek dari dalam negeri. Meskipun arus keluar modal diprediksi tidak akan terlalu besar dan akan menyesuaikan dengan kondisi ekonomi makro yang masih cukup kuat tetapi reaksi jangka pendek di pasar tidak bisa dihindari.
Kondisi dollar AS yang masih cukup kuat juga menghalangi rupiah untuk bergerak naik dengan tajam. Dollar AS masih cukup kuat terhadap rival-rival utamanya setelah Fed menyatakan akan mempertahankan suku bunga rendah untuk jangka waktu tak terbatas. Dengan kebijakan tersebut diharapkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat akan makin mantap.
Mata uang lokal hari ini berakhir pada posisi 12.836,00 per dollar AS. Rupiah mengalami penurunan sedikit saja sebesar 11,20 poin atau setara dengan 0,09 persen dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan sebelumnya yaitu di level 12.824,80 per dollar.
Hari ini rupiah sempat mencapai level harian tertinggi di posisi 12.807,50 per dollar AS. Sementara itu level harian terendah yang sempat dicapai adalah pada posisi 12.858,80 per dollar.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan selanjutnya masih terintimidasi oleh sentiment negatif. Saat ini rupiah mencoba untuk memanfaatkan sentiment positif mengenai tercapainya kesepakatan antara Yunani dengan para krediturnya untuk mencari pijakan menguat.
Mata uang rupiah untuk perdagangan selanjutnya berpotensi mengetes level resistance pada posisi 12.750 dan 12.700 per dollar. Sedangkan level support harian yang akan dites ada pada 12.900 dan 12.950 per dollar.
Ika Akbarwati/VMN/VBN /Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens
Tidak ada komentar:
Posting Komentar