Pages

Senin, 09 Februari 2015

Market Outlook 9-13 Februari 2015



Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau menguat oleh rilis data cadangan devisa yang cukup positif bagi pasar serta masih berlanjutnya keyakinan investor asing terhadap pasar modal, sehingga secara mingguan bursa ditutup menguat ke level  5.342,52, mencetak rekor barunya sesuai prediksi sebelumnya.

Untuk minggu berikutnya ini (9-13 Februari) kemungkinan pasar akan berupaya melanjutkan rally-nya, walau tetap secara berhati-hati. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 5348 dan 5375, sedangkan support di level 5120 dan kemudian 5000.

Mata uang rupiah seminggu lalu terpantau agak menguat di tengah koreksi terbatas pada dollar secara global, di mana secara mingguan berada di level 12.672. Kurs USDIDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 12.750, sementara support di level 12.500 dan 12.300.


Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah: Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Core Retail Sales serta data tenaga kerja Unemployment Claims pada Kamis malam; diakhiri dengan rilis Prelim UoM Consumer Sentiment pada Jumat malam. 
     - Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Manufacturing Production Inggris pada Selasa sore; selanjutnya pasar akan perhatikan event Euro group Meetings yang dimulai hari Rabu di Brussels. 
   - Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data inflasi CPI y/y China pada Selasa pagi.

Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar agak terkoreksi walau terpantau bangkit di akhir minggu karena data tenaga kerja yang melampaui estimasi pasar, di mana secara mingguan index dollar AS terlihat terkoreksi tipis ke level 94.670. Dollar terpantau terhadap euro berada pada posisi sebelas tahun terkuatnya. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau naik tipis ke posisi level 1.1323. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.1100 dan 1.0780 sementara resistance pada 1.1872 dan kemudian 1.2222.


Poundsterling minggu lalu terlihat juga menguat ke level 1.5249 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.4950 dan 1.4810, sedangkan resistance pada 1.5270 dan kemudian 1. 5625. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat ke level 118.98. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 121.70 dan 124.08, serta support pada 115.45 serta level 113.75. Sementara itu, Aussie dollar terpantau naik tipis ke level 0.7797. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.7625 dan 0.7595, sementara resistance level di 0.8300 dan 0.8545.

Stock Index Futures
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum mixed, sementara belum ada indikator penggerak pasar yang signifikan, lebih kepada sentiment harga minyak dan aksi profit taking. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau melemah terbatas ke level 17648. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 18040 dan 18280, sementara support pada level 1660 dan lalu 15280. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir naik ke level 24689. Minggu ini akan berada antara level resistance di 25365, sementara support di 23100 dan 22440.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau melompat dengan rilis data tenaga kerja yang melampaui perkiraan ekspektasi sebelumnya, sehingga Dow mengalami penguatan mingguan tertingginya sejak Januari 2013. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat 3.8% ke level 17,819.82, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 18100 dan 18200, sementara support di level 17065 dan 16450. Index S&P 500 minggu lalu menguat juga 3% ke level 2,049.74, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2094 dan 2120, sementara support pada level 1986 dan 1965.

Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau terkoreksi oleh aksi profit taking dan oleh kenaikan di bursa saham, di mana harga emas dunia akhirnya  melemah ke level $1235.20 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1307 dan berikut $1322, serta support pada $1225 dan $1170. Di Indonesia, harga emas terpantau merunduk ke level Rp501,000.

Sejumlah isyu perekonomian kerap mewarnai pergerakan pasar belakangan ini. Di antaranya tentang keputusan ataupun aksi dari bank sentral, apakah itu dari Eropa, Amerika termasuk juga Indonesia (BI). Bahkan kebijakan apa yang mungkin akan diambil telah menjadi suatu permainan spekulasi pasar yang membuat harga instrumen investasi bergejolak, dan di sisi lain menimbulkan kebingungan bagi banyak pelaku investasi awam. Apakah Anda termasuk yang ikut bingung dengan apa yang terjadi di pasar? Supaya menjadi lebih jelas disarankan simak saja terus di vibiznews.com. Kami ada demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!  


By Alfred Pakasi ,CEO Vibiz Counsulting
Vibiz Consulting Group


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar