Seperti diketahui, Dana Moneter Internasional (IMF) telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini dari 3,8% menjadi 3,5%. Penurunan ini dilakukan terhadap proyeksi 2016 menjadi 3,7%. Langkah IMF ini dilakoni meskipun harga minyak dunia tengah anjlok dimana sebagian besar negara justru mendapat hal positif dari rendahnya harga minyak dunia. Selain pelemahan investasi, lambannya pertumbuhan di Tiongkok juga menjadi faktor lain di balik penurunan proyeksi pertumbuhan.
Namun meski IMF cukup pesimis mengakhiri sisa tahun 2015 ini, The National Institute of Economic and Social Research (NIESR), siang ini (5/8) secara resmi justru cukup optimis dengan laju pertumbuhan ekonomi Inggris dengan masih mempertahankan proyeksinya terhadap laju pertumbuhan ekonomi Inggris untuk semester kedua tahun 2015 mendatang sebesar 2,5 persen. NIESR menilai bahwa hingga sisa akhir tahun 2015 mendatang pertumbuhan ekonomi Inggris akan tumbuh pada kecepatan yang solid didorong oleh menguatnya aktivitas konsumsi di sektor rumah tangga dan meningkatnya investasi bisnis.
Ditengah berbagai pandangan tentang bagaimana prospek ekonomi global kedepan, Kantor Statistik Nasional Inggris melaporkan bahwa tingkat produksi industri Inggris pada Juni 2015 lalu tercatat turun secara tak terduga meskipun output dari sektor manufakturnya menunjukkan tren pemulihan yang positif. Dalam rilis ini tercatat bahwa output industri Inggris tercatat turun -0,4 persen (mom) pada Juni lalu. Sebagai informasi saja, penurunan ini adalah yang pertama kalinya dalam lima bulan terakhir. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Seperti diketahui, output manufaktur di negara ini tercatat tumbuh sebesar 0,2 persen, kontras dengan penurunan sebesar 0,6 persen yang tercatat di bulan Mei. Jika dilihat secara tahunan maka laju pertumbuhan produksi industri di negara ini tercatat turun menjadi sebesar 1,5 persen dari sebesar 1,9 persen yang tercatat dibulan sebelumnya. Melalui gambar tren diatas dapat dilihat bahwa produksi industri di Inggris yang sempat berhasilrebound, sekarang ini memasuki tren menurun.
Sebagai informasi saja, selama kuartal pertama tahun ini produksi industri Inggris berhasil meningkat 0,1 persen dari kuartal sebelumnya, setelah tercatat tumbuh sebesar 0,2 persen di tiga bulan hingga Desember. Demikian juga dengan output manufaktur tercatat tumbuh sebesar 0,1 persen. Pertumbuhan produksi pada kuartal pertama ini didorong oleh pertumbuhan output sebesar 2,7 persen di sektor utilitas.
Stephanie Rebecca/VM/VBN/ Analyst at Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang
Editor: Asido Situmorang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar