(Vibiznews-Editor Note) Pergerakan bursa pasar modal di Indonesia IHSG pada minggu lalu masih sangat terbatas paska libur Lebaran sementara indeks bursa saham Asia juga stagnant, sehingga berakhir mengalami sedikit koreksi pada level 4145.40. Untuk minggu ini (27-31 Agustus 2012) IHSG kemungkinan akan menguat terbatas. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 4183 dan 4234, sedangkan support level di sekitar posisi 3965 dan kemudian 3775.
Mata uang rupiah seminggu lalu melemah, di mana rupiah kembali turun hingga secara mingguan pada level pada 9505 terhadap USD. Kurs USDIDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 9618 dan 9700, sementara berada support di level 9300 dan 9086.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang akan diwarnai dengan sejumlah data ekonomi penting. Secara umum, agenda rilis data ekonomi yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
• Dari kawasan Amerika: akan tampil rilis data CB Consumer Confidence pada Selasa malam; diikuti dengan data Prelim GDP q/q dan Pending Home Sales pada Rabu malam; kemudian rilis Unemployment Claims pada Kamis malam; diakhiri dengan speech Bernanke yang akan disampaikan dalam event Economic Symposium di Jackson Hole pada Jumat malam.
o Dari kawasan Inggris dan Eropa: berupa data German Ifo Business Climate pada Senin sore; berikutnya rilis Italian 10-y Bond Auction pada Kamis sore.
Minggu lalu di pasar forex, nilai tukar mata uang dollar terpantau melemah di tengah indikasi akan diluncurkan kebijakan Quantitative Easing dari the Fed, di mana secara mingguan index dollar AS melemah ke level 81.600. Pekan yang lalu euro dollar terpantau menguat ke posisi level 1.2513. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.2045 dan 1.1885, sementara level resistance di sekitar 1.2690 dan berikutnya 1.3285.
Poundsterling minggu lalu terlihat lebih kuat terhadap dollar, berakhir menanjak secara mingguan ke level 1.5809. Untuk minggu ini berkisar antara level support pada 1.5240 dan kemudian 1.4950, sedangkan resistance pada 1.5850 dan kemudian 1.6300. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 78.67. Pasar di minggu ini akan masih berada di antara support pada 77.66 serta level 75.90, serta resistance level pada 81.79 dan 84.15. Sementara itu, Aussie dollar terpantau dalam seminggu agak melemah ke level 1.0408. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 1.0636 dan 1.0845, sementara support level di 0.9850 dan 0.9590.
Untuk pasar di stock index futures, pada minggu lalu di regional Asia cenderung melemah karena indikasi pelambatan ekonomi di Amerika dan China. Indeks Nikkei secara mingguan berakhir melemah ke level 9070.76. Rentang pasar saat ini antara level resistance di 9210 dan kemudian ke level 9690, sementara support pada level 8510 dan lalu 8240. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 19893.41. Minggu ini akan berada antara level resistance di 21380 serta 21750, sementara support di 18710 dan berikutnya 18075.
Bursa saham Wall Street minggu lalu memangkas rally selama 6 minggunya karena pasar yang concern bahwa para pemimpin Eropa akan gagal mendorong stimulus ekonomi ke kawasan tersebut. Dow Jones Industrial secara mingguan turun 0.9% di level 13,157.97, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 13300 dan 14040, sementara support di level 12450 dan pada 12040. Index S&P 500 minggu lalu mengalami koreksi tipis 0.5% ke level 1,411.13 . Berikutnya range pasar antara resistance di level 1425 dan 1440, sementara support pada level 1310 dan 1265.
Untuk pasar emas, minggu lalu mengalami penguatan di antara kekuatiran akan krisis global yang berkepanjangan, di mana harga emas dunia menguat tajam ke $1669.70 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas berpeluang sedikit terangkat pada rentang harga pasar antara support pada $1522 dan $1477, serta resistance di $1640 serta berikut $1697 per troy ounce. Di Indonesia, harga emas terpantau melejit secara mingguan pada Rp509,970.
Dinamika harga instrumen investasi kali ini sebagian diwarnai pasar yang sedang konsolidasi. Di balik konsolidasi, pengertiannya itu seperti kalau kita naik tangga terus, maka ada waktunya kita ingin istirahat sejenak. Itulah dia konsolidasi! Pasar agak dalam “range-boundâ€Ã‚ dengan rentang harga yang sempit. Dalam situasi seperti ini, Anda pun tetap dapat mengalami profit. Caranya; mungkin Anda perlu belajar. Mari belajar bersama pelatihan yang ada di VBLC, pastinya itu akan bermanfaat. Tidak jauh dari apa yang kita kejar: Salam sukses bagi Anda, pembaca setia Vibiznews!
www.vibiznews.com
Mata uang rupiah seminggu lalu melemah, di mana rupiah kembali turun hingga secara mingguan pada level pada 9505 terhadap USD. Kurs USDIDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 9618 dan 9700, sementara berada support di level 9300 dan 9086.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang akan diwarnai dengan sejumlah data ekonomi penting. Secara umum, agenda rilis data ekonomi yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
• Dari kawasan Amerika: akan tampil rilis data CB Consumer Confidence pada Selasa malam; diikuti dengan data Prelim GDP q/q dan Pending Home Sales pada Rabu malam; kemudian rilis Unemployment Claims pada Kamis malam; diakhiri dengan speech Bernanke yang akan disampaikan dalam event Economic Symposium di Jackson Hole pada Jumat malam.
o Dari kawasan Inggris dan Eropa: berupa data German Ifo Business Climate pada Senin sore; berikutnya rilis Italian 10-y Bond Auction pada Kamis sore.
Minggu lalu di pasar forex, nilai tukar mata uang dollar terpantau melemah di tengah indikasi akan diluncurkan kebijakan Quantitative Easing dari the Fed, di mana secara mingguan index dollar AS melemah ke level 81.600. Pekan yang lalu euro dollar terpantau menguat ke posisi level 1.2513. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.2045 dan 1.1885, sementara level resistance di sekitar 1.2690 dan berikutnya 1.3285.
Poundsterling minggu lalu terlihat lebih kuat terhadap dollar, berakhir menanjak secara mingguan ke level 1.5809. Untuk minggu ini berkisar antara level support pada 1.5240 dan kemudian 1.4950, sedangkan resistance pada 1.5850 dan kemudian 1.6300. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 78.67. Pasar di minggu ini akan masih berada di antara support pada 77.66 serta level 75.90, serta resistance level pada 81.79 dan 84.15. Sementara itu, Aussie dollar terpantau dalam seminggu agak melemah ke level 1.0408. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 1.0636 dan 1.0845, sementara support level di 0.9850 dan 0.9590.
Untuk pasar di stock index futures, pada minggu lalu di regional Asia cenderung melemah karena indikasi pelambatan ekonomi di Amerika dan China. Indeks Nikkei secara mingguan berakhir melemah ke level 9070.76. Rentang pasar saat ini antara level resistance di 9210 dan kemudian ke level 9690, sementara support pada level 8510 dan lalu 8240. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 19893.41. Minggu ini akan berada antara level resistance di 21380 serta 21750, sementara support di 18710 dan berikutnya 18075.
Bursa saham Wall Street minggu lalu memangkas rally selama 6 minggunya karena pasar yang concern bahwa para pemimpin Eropa akan gagal mendorong stimulus ekonomi ke kawasan tersebut. Dow Jones Industrial secara mingguan turun 0.9% di level 13,157.97, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 13300 dan 14040, sementara support di level 12450 dan pada 12040. Index S&P 500 minggu lalu mengalami koreksi tipis 0.5% ke level 1,411.13 . Berikutnya range pasar antara resistance di level 1425 dan 1440, sementara support pada level 1310 dan 1265.
Untuk pasar emas, minggu lalu mengalami penguatan di antara kekuatiran akan krisis global yang berkepanjangan, di mana harga emas dunia menguat tajam ke $1669.70 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas berpeluang sedikit terangkat pada rentang harga pasar antara support pada $1522 dan $1477, serta resistance di $1640 serta berikut $1697 per troy ounce. Di Indonesia, harga emas terpantau melejit secara mingguan pada Rp509,970.
Dinamika harga instrumen investasi kali ini sebagian diwarnai pasar yang sedang konsolidasi. Di balik konsolidasi, pengertiannya itu seperti kalau kita naik tangga terus, maka ada waktunya kita ingin istirahat sejenak. Itulah dia konsolidasi! Pasar agak dalam “range-boundâ€Ã‚ dengan rentang harga yang sempit. Dalam situasi seperti ini, Anda pun tetap dapat mengalami profit. Caranya; mungkin Anda perlu belajar. Mari belajar bersama pelatihan yang ada di VBLC, pastinya itu akan bermanfaat. Tidak jauh dari apa yang kita kejar: Salam sukses bagi Anda, pembaca setia Vibiznews!
www.vibiznews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar